Mengenal Sifat-sifat Ikan Tawar

Mengenal Sifat-Sifat Ikan Air Tawar


Cara Makan Ikan

1. Ikan Mas (Cyprinus carpio L.)

Ikan mas (Cyprinus carpio) dikenal sebagai ikan omnivora, yang berarti mereka memakan hampir semua jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan kecil. Mereka juga dijuluki sebagai bottom feeder atau pemakan dasar karena kebiasaannya mengaduk-aduk dasar perairan untuk mencari makan.

Makanan Ikan Mas

Di habitat aslinya, ikan mas memakan berbagai macam hal:

  • Organisme dasar perairan: Ikan mas senang mencari makan di dasar perairan seperti lumpur atau pasir. Makanan yang mereka temukan di sana antara lain larva serangga air, cacing, siput kecil, dan krustasea.

  • Tumbuhan air: Mereka juga memakan tumbuhan air dan alga.

  • Serangga: Serangga yang jatuh ke air, seperti jangkrik dan ulat, juga menjadi salah satu sumber makanan mereka.

  • Zooplankton: Untuk ikan mas yang masih kecil (disebut kebul), makanan utamanya adalah zooplankton seperti rotifera, moina, dan daphnia.


Pola Makan dan Pemberian Pakan

Pola makan ikan mas dapat bervariasi tergantung pada kondisi lingkungan dan ketersediaan makanan. Dalam budidaya, ikan mas biasanya diberi pakan buatan berupa pelet yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka.

Beberapa hal penting terkait pola makan ikan mas dalam budidaya:

  • Waktu makan: Ikan mas cenderung lebih aktif makan pada pagi dan menjelang malam hari.

  • Frekuensi: Frekuensi pemberian pakan dapat disesuaikan dengan ukuran dan usia ikan. Untuk benih ikan mas, pemberian pakan yang sering (bisa sampai 4-6 kali sehari) sangat penting untuk mendukung pertumbuhannya.

  • Kualitas pakan: Pakan yang berkualitas tinggi dan seimbang (mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral) sangat menentukan pertumbuhan dan kesehatan ikan.

Kebiasaan makan yang unik ini membuat ikan mas menjadi salah satu ikan yang populer untuk dibudidayakan maupun dipelihara di kolam.




2. Ikan Nila

Tilapia adalah nama umum untuk hampir seratus spesies ikan dari suku cichlid. Meskipun aslinya berasal dari Afrika, ikan ini kini dibudidayakan dan ditemukan di seluruh dunia. Ikan nila sangat populer karena beberapa alasan: pertumbuhannya yang cepat, ketahanannya terhadap berbagai kondisi lingkungan, dan kemampuannya untuk mengonsumsi pakan yang beragam.

Berikut adalah beberapa poin penting tentang ikan nila:

Jenis-Jenis Ikan Nila

Ada banyak varietas ikan nila yang dikembangkan di berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk tujuan budidaya. Beberapa jenis yang paling umum di Indonesia antara lain:

  • Nila Merah: Seringkali disebut nila merah karena warnanya yang kemerahan. Ikan ini memiliki pertumbuhan yang cepat dan daging yang tebal, menjadikannya favorit di pasar.

  • Nila GIFT (Genetically Improved Farmed Tilapia): Merupakan hasil rekayasa genetik dari berbagai strain nila. Ikan ini dikenal memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dan tingkat ketahanan yang baik.

  • Nila GESIT (Genetically Supermale Indonesian Tilapia): Ikan nila jantan super yang pertumbuhannya sangat cepat. Hal ini membuat waktu panen bisa lebih singkat dan lebih efisien.

  • Nila Nirwana: Varietas lokal yang dikembangkan di Indonesia. Nila Nirwana memiliki ciri khas tubuh yang lebar, kepala pendek, dan daging yang tebal.


Habitat dan Kebiasaan Makan

Ikan nila umumnya hidup di air tawar seperti sungai, danau, rawa, dan kanal irigasi. Mereka dapat beradaptasi dengan baik di berbagai lingkungan, bahkan beberapa jenisnya memiliki toleransi yang tinggi terhadap air payau.

Secara umum, ikan nila adalah omnivora, tetapi kecenderungannya lebih ke arah herbivora atau pemakan tumbuhan. Di habitat alami, mereka memakan:

  • Fitoplankton dan Alga: Ini adalah makanan utama mereka. Ikan nila menyaring organisme tumbuhan mikroskopis ini dari air.

  • Tumbuhan Air dan Detritus: Mereka juga mengonsumsi tumbuhan air yang lebih besar dan materi organik yang membusuk di dasar perairan.

  • Serangga dan Larva: Sesekali, mereka akan memangsa serangga atau larva serangga yang ada di dalam air.

Dalam budidaya, ikan nila diberi pakan buatan berupa pelet yang kaya nutrisi untuk memastikan pertumbuhannya optimal.

Ikan nila adalah ikan yang sangat penting dalam industri perikanan, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor, karena kemudahannya untuk dibudidayakan dan nilai nutrisinya yang tinggi.


3. Ikan Lele

Ikan lele, atau yang dikenal dengan nama ilmiahnya Clarias sp., memiliki kebiasaan makan yang sangat fleksibel. Mereka adalah ikan karnivora dan termasuk pemangsa oportunis yang rakus. Ini berarti mereka akan memakan hampir semua jenis makanan yang tersedia di lingkungan mereka, terutama yang berasal dari hewan.

Kebiasaan Makan di Habitat Alami

Di alam liar, ikan lele cenderung mencari makan pada malam hari (nokturnal). Mereka menggunakan sungutnya yang sensitif (kumis) untuk mendeteksi makanan di dasar perairan yang berlumpur. Makanan mereka sangat bervariasi, termasuk:

  • Ikan kecil dan larva ikan: Ini adalah sumber makanan utama bagi lele yang lebih besar.

  • Serangga dan larva serangga: Serangga yang jatuh ke air, jangkrik, ulat, dan larva nyamuk adalah makanan favorit mereka.

  • Cacing dan moluska: Mereka juga memakan cacing tanah, cacing sutra, dan siput kecil.

  • Kadal, katak, atau bahkan bangkai hewan kecil: Lele dikenal sebagai "pembersih" perairan karena mereka tidak ragu untuk memakan bangkai hewan yang membusuk.

Lele juga dikenal memiliki sifat kanibal, terutama jika mereka kelaparan atau ukurannya berbeda jauh. Lele yang lebih besar dapat memangsa lele yang lebih kecil.


Kebiasaan Makan dalam Budidaya

Dalam budidaya, kebiasaan makan lele yang rakus dan fleksibel dimanfaatkan untuk pertumbuhan yang cepat.

  • Pakan Pelet: Pakan utama untuk budidaya lele adalah pelet yang memiliki kandungan protein tinggi. Pakan ini harus diberikan secara teratur dan dalam jumlah yang cukup. Pelet untuk lele biasanya dibuat mengapung atau tenggelam perlahan agar mudah dicari oleh lele.

  • Pakan Tambahan: Beberapa peternak juga memberikan pakan tambahan atau alternatif untuk menekan biaya, seperti sisa-sisa ikan, usus ayam, atau limbah dapur yang direbus.

  • Waktu Makan: Lele cenderung makan dengan lebih aktif pada sore dan malam hari, sesuai dengan sifat nokturnalnya. Pemberian pakan pada waktu-waktu ini bisa lebih efektif.

Karena sifatnya yang rakus, penting untuk tidak memberi makan lele secara berlebihan (overfeeding) karena bisa mencemari air kolam dan menyebabkan penyakit. Sebaliknya, kekurangan pakan dapat membuat mereka menjadi kanibal.


4. Ikan Patin

Kebiasaan makan ikan patin (Pangasianodon hypophthalmus) cukup unik. Meskipun termasuk dalam kelompok ikan lele, ikan patin dikenal sebagai ikan omnivora, yang berarti mereka bisa memakan hampir segala jenis makanan. Namun, ada kecenderungan kuat ke arah pakan hewani saat mereka masih muda dan beralih ke pakan nabati seiring bertambahnya usia.


Kebiasaan Makan Alami di Habitat Liar

Di habitat aslinya seperti sungai, danau, atau rawa, ikan patin biasanya mencari makan di dasar perairan. Mereka memiliki moncong yang lebar dan gigi kecil di langit-langit mulut untuk menghancurkan makanannya.

  • Makanan Ikan Patin Dewasa: Pakan utamanya meliputi plankton, alga, detritus (materi organik yang membusuk), serta tumbuhan air dan biji-bijian yang jatuh ke air.

  • Makanan Benih Ikan Patin: Saat masih kecil, ikan patin lebih cenderung memakan pakan hewani seperti zooplankton, larva serangga, cacing, dan moluska (siput kecil). Ini penting untuk mendukung pertumbuhan mereka yang pesat di awal kehidupan.


Kebiasaan Makan dalam Budidaya

Dalam budidaya, ikan patin adalah salah satu ikan yang paling mudah beradaptasi dengan pakan buatan. Pemberian pakan yang tepat sangat penting untuk mencapai pertumbuhan optimal.

  • Pakan Pelet: Ikan patin di budidaya umumnya diberi pakan pelet yang diformulasikan khusus dengan kandungan protein yang tinggi, terutama pada fase awal pertumbuhan. Pelet ini biasanya tenggelam, sesuai dengan kebiasaan ikan patin yang mencari makan di dasar perairan.

  • Pemberian Pakan: Ikan patin memiliki kebiasaan makan yang sangat rakus. Mereka bisa makan dengan cepat dan dalam jumlah banyak. Frekuensi pemberian pakan biasanya 2-3 kali sehari, atau bahkan lebih sering untuk benih ikan. Pemberian pakan yang teratur dapat mencegah mereka menjadi kanibal.

Sifat omnivora dan toleransi ikan patin terhadap berbagai jenis pakan inilah yang membuatnya menjadi salah satu komoditas perikanan yang penting dan mudah untuk dibudidayakan secara massal.


5. Ikan Bawal

Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) memiliki kebiasaan makan yang sangat unik. Meskipun dikenal agresif dan mengandalkan penglihatan untuk berburu, indra penciuman mereka juga memainkan peran penting, terutama dalam mendeteksi sumber makanan yang tidak terlihat.

Sebagai ikan omnivora yang cenderung memakan buah-buahan, biji-bijian, dan serangga di alam liarnya, ikan bawal merespons bau dengan cara yang berbeda dari ikan karnivora seperti lele. Mereka sangat peka terhadap aroma alami yang berhubungan dengan makanannya.
Respons terhadap Aroma Alami: Ikan bawal sangat tertarik pada bau manis, asam, dan buah-buahan. Di habitat aslinya, mereka akan berkerumun di bawah pohon yang buahnya jatuh ke air. Oleh karena itu, umpan yang memiliki aroma buah-buahan seperti nangka, durian, atau pisang sering kali sangat efektif.


Respons terhadap Aroma Fermentasi: Ikan bawal juga merespons bau yang dihasilkan dari proses fermentasi. Bahan-bahan seperti roti tawar yang difermentasi, singkong, atau pelet yang direndam dengan perasa sering digunakan untuk menarik perhatian mereka. Aroma fermentasi ini menyerupai proses pembusukan alami pada buah atau biji-bijian, yang merupakan sinyal makanan bagi mereka.


Respons terhadap Aroma Amis: Meskipun bukan karnivora sejati, ikan bawal juga dapat merespons bau amis dari pakan hewani. Terkadang, umpan yang mengandung aroma udang atau ikan digunakan, terutama untuk bawal yang lebih besar atau yang sudah terbiasa dengan pakan pelet berprotein tinggi.



Respon Ikan terhadap Bau

Secara umum, ikan memiliki indra penciuman yang sangat peka, jauh lebih kuat daripada manusia. Mereka menggunakannya untuk navigasi, mencari makan, dan menghindari predator. Berikut adalah bagaimana ikan mas, nila, patin, dan lele merespons bau secara spesifik.


Ikan Mas

Ikan mas (Cyprinus carpio) adalah pemakan dasar (bottom feeder) yang omnivora. Mereka sangat mengandalkan indra penciuman untuk mencari makan di dasar perairan yang sering kali keruh atau berlumpur. Mereka akan merespons bau makanan yang berasal dari bangkai hewan, cacing, serangga, dan bahkan sisa tumbuhan yang jatuh ke dasar. Kepekaan penciuman ini membuat mereka efektif dalam menemukan sumber makanan tersembunyi.


Ikan Nila

Ikan nila (Oreochrominiloticus) adalah omnivora yang cenderung lebih ke herbivora. Respon mereka terhadap bau makanan lebih berkaitan dengan bau fitoplankton, alga, dan detritus. Meskipun tidak sepeka ikan karnivora terhadap bau daging, mereka bisa mendeteksi perubahan kimia di air yang mengindikasikan ketersediaan sumber makanan nabati. Dalam budidaya, penggunaan atraktan atau penambah bau pada pakan pelet sering dilakukan untuk merangsang nafsu makan nila.


Ikan Lele

Ikan lele (Clarias sp.) dikenal memiliki indra penciuman yang luar biasa. Sebagai karnivora dan pemakan dasar yang nokturnal (aktif malam hari), mereka sangat bergantung pada sungut (kumis) yang berfungsi sebagai sensor bau dan rasa. Sungut lele dipenuhi dengan reseptor kimia yang bisa mendeteksi bau dari jarak jauh, bahkan dalam kondisi air yang gelap dan keruh. Lele akan merespons dengan sangat cepat pada bau darah, bangkai, dan cacing. Kemampuan ini menjadikan mereka predator yang sangat efisien dalam mencari mangsa di lingkungan yang minim cahaya.


Ikan Patin

Ikan patin (Pangasianodon hypophthalmus) adalah omnivora yang responsnya terhadap bau sangat dipengaruhi oleh usia. Saat masih kecil, mereka memiliki respons yang kuat terhadap bau makanan hewani seperti larva serangga dan cacing. Namun, seiring bertambahnya usia, mereka beralih ke pola makan yang lebih banyak mengonsumsi tumbuhan. Oleh karena itu, ikan patin dewasa juga merespons bau dari pakan nabati. Penelitian menunjukkan bahwa ikan patin tertarik pada bau umpan yang berasal dari usus ayam segar, tetapi menjauhi bau usus ayam yang sudah membusuk, menunjukkan kemampuan mereka membedakan bau yang berbeda.


Ikan Bawal

Tidak seperti lele yang menyukai bau amis, ikan bawal memiliki preferensi aroma yang lebih luas, sering kali berhubungan dengan makanan nabati. Ini karena di alam aslinya, mereka gemar mengonsumsi buah-buahan dan biji-bijian yang jatuh ke air.

  • Aroma Manis dan Buah-buahan: Bawal sangat tertarik pada bau manis dan buah-buahan. Umpan yang memiliki aroma seperti nanas, durian, atau pisang sangat efektif untuk menarik perhatian mereka. Bau ini meniru makanan alami mereka di habitat sungai.

  • Aroma Fermentasi: Mereka juga merespons bau yang kuat dari fermentasi. Makanan yang difermentasi seperti roti tawar yang dibiarkan basi atau pelet yang direndam dengan perasa sering digunakan untuk memikat bawal. Aroma ini menandakan adanya bahan organik yang membusuk, yang merupakan salah satu sumber makanan mereka.

  • Aroma Amis: Meskipun bukan karnivora sejati, bawal tetap akan merespons bau amis dari bahan-bahan hewani. Umpan yang dicampur dengan aroma udang, cacing, atau usus ayam juga bisa sangat berhasil, terutama untuk bawal yang berukuran besar.


Respon Ikan terhadap Warna

Secara umum, ikan memiliki indra penglihatan yang sensitif terhadap warna, tetapi tingkat sensitivitas dan responsnya sangat bervariasi tergantung pada habitat dan kebiasaan makan. Berikut adalah respons spesifik ikan mas, nila, patin, dan lele terhadap warna umpan.


Ikan Mas

Ikan mas memiliki penglihatan warna yang cukup baik, terutama untuk mendeteksi kontras dan pergerakan di air. Sebagai ikan yang sering mencari makan di dasar perairan yang keruh, mereka tidak hanya mengandalkan warna, tetapi juga indra peraba dan penciuman. Namun, ketika air cukup jernih, warna umpan dapat sangat berpengaruh.

  • Respons: Ikan mas cenderung tertarik pada warna yang cerah dan mencolok, seperti merah, kuning, dan oranye, terutama saat kondisi air memungkinkan.

  • Mengapa: Warna-warna ini terlihat kontras dengan latar belakang lumpur atau dasar perairan, sehingga lebih mudah menarik perhatian ikan. Studi juga menunjukkan bahwa umpan berwarna merah bisa lebih efektif karena dapat menyerupai warna darah atau luka pada mangsa.


Ikan Nila

Ikan nila adalah ikan yang sangat bergantung pada penglihatan untuk mencari makan. Mereka memiliki penglihatan warna yang baik dan sensitif terhadap spektrum warna yang berbeda.

  • Respons: Nila menunjukkan preferensi terhadap umpan atau cahaya berwarna putih, kuning, dan hijau. Warna-warna ini dianggap dapat merangsang nafsu makan dan aktivitasnya.

  • Mengapa: Preferensi ini mungkin terkait dengan makanan alami mereka, seperti alga dan fitoplankton yang seringkali memiliki pigmen hijau atau kecoklatan. Nila juga tertarik pada warna-warna cerah yang terlihat jelas di air.


Ikan Lele

Ikan lele adalah yang paling unik dari keempatnya karena mereka bersifat nokturnal dan lebih mengandalkan indra penciuman serta sentuhan. Penglihatan mereka, terutama penglihatan warna, tidak sepeka ikan lain.

  • Respons: Respon lele terhadap warna umpan sangat minim atau tidak signifikan. Mereka hampir tidak mengandalkan warna untuk mencari makan, terutama di malam hari atau di air yang sangat keruh. Umpan yang paling efektif untuk lele adalah yang memiliki aroma kuat (seperti amis atau busuk) dan gerakan alami.

  • Mengapa: Lele memiliki sungut yang peka dan kemampuan penciuman yang luar biasa. Mereka menggunakan sungut tersebut untuk mendeteksi bau makanan dari jarak jauh, bahkan di kegelapan total. Oleh karena itu, warna umpan tidak memiliki peran penting dalam memancing lele.


Ikan Patin

Ikan patin adalah omnivora yang mencari makan di dasar dan memiliki penglihatan yang cukup baik, meskipun tidak sekuat indra penciuman mereka. Respons ikan patin terhadap warna umpan bisa bervariasi tergantung pada usia dan kondisi air.

  • Respons: Patin merespons warna umpan, tetapi faktor lain seperti aroma dan tekstur jauh lebih dominan. Dalam air yang keruh, warna cerah seperti merah atau hijau dapat menarik perhatian mereka karena terlihat lebih kontras.

  • Mengapa: Karena sering hidup di air yang keruh, mereka lebih mengandalkan sungut dan indra penciuman yang tajam untuk mendeteksi makanan. Oleh karena itu, warna umpan lebih berfungsi sebagai daya tarik visual tambahan, bukan faktor utama.


Ikan Bawal

Ikan bawal air tawar (Colossomamacropomum) dikenal sebagai ikan yang agresif dan memiliki penglihatan yang tajam. Mereka adalah ikan yang sangat responsif terhadap pergerakan dan warna umpan.

  • Respons: Bawal sangat tertarik pada umpan berwarna merah, kuning, oranye, dan hijau stabilo. Mereka juga merespons umpan berwarna gelap seperti hitam atau cokelat.

  • Mengapa: Bawal memiliki penglihatan yang kuat, dan mereka akan mengejar umpan yang terlihat mencolok atau menyerupai makanan alami mereka. Warna-warna cerah dan kontras memicu insting predator mereka.


Respon ikan terhadap rasa

Indra perasa (gustation) pada ikan adalah sensor terakhir yang mereka gunakan untuk memutuskan apakah suatu benda layak untuk dimakan. Meskipun tidak sepeka indra penciuman, rasa sangat penting untuk konfirmasi. Berikut adalah respons spesifik dari lima jenis ikan terhadap rasa umpan.


Ikan Mas

Ikan mas memiliki indra perasa yang cukup sensitif, terletak di bibir, rongga mulut, dan bahkan sirip. Mereka menggunakan rasa untuk memverifikasi makanan yang sudah mereka deteksi dengan indra lain.

  • Respons: Ikan mas sangat menyukai umpan dengan rasa gurih, amis, dan alami, mirip dengan rasa cacing, larva serangga, atau bahan-bahan organik yang mereka temukan di dasar perairan. Umpan yang memiliki rasa manis juga bisa menarik perhatian mereka.

  • Mengapa: Rasa membantu mereka membedakan antara makanan asli dan benda-benda non-makanan (seperti kerikil atau pasir) saat mereka mengaduk-aduk lumpur.


Ikan Nila

Ikan nila adalah ikan yang pemilih soal rasa dan memiliki indra pengecap yang baik. Karena kebiasaan makannya yang cenderung herbivora, preferensi rasanya juga berbeda.

  • Respons: Nila cenderung menyukai umpan dengan rasa nabati, manis, atau fermentasi. Mereka merespons baik umpan dari bahan seperti dedak, tepung, atau pelet yang sudah difermentasi.

  • Mengapa: Preferensi ini berkaitan langsung dengan makanan alami mereka, yaitu alga, tumbuhan air, dan detritus. Rasa yang menyerupai sumber makanan alami ini lebih efektif.


Ikan Lele

Lele adalah ikan yang memiliki indra perasa paling luar biasa. Mereka memiliki kuncup pengecap di seluruh tubuhnya, terutama di sungut dan kulit, sehingga bisa "merasakan" lingkungan sekitarnya.

  • Respons: Lele memiliki respons yang sangat kuat terhadap rasa amis, gurih, dan bahkan rasa busuk. Mereka menyukai rasa dari cacing, potongan ikan, atau pakan yang diformulasikan khusus dengan perasa kuat.

  • Mengapa: Lele menggunakan indra perasanya sebagai alat utama untuk mencari makan di air yang keruh dan gelap. Rasa memberikan mereka informasi detail yang tidak bisa didapat dari penglihatan.


Ikan Patin

Sebagai ikan yang hidup di dasar dan memiliki indra penciuman yang kuat, rasa adalah faktor konfirmasi penting bagi patin sebelum menelan makanannya.

  • Respons: Patin sangat tertarik pada umpan dengan rasa gurih dan kuat, terutama yang berasal dari protein hewani. Rasa dari potongan ikan, udang, atau usus ayam sangat disukai.

  • Mengapa: Meskipun indra penciumannya yang kuat menarik mereka ke umpan, rasa mengkonfirmasi bahwa umpan tersebut adalah sumber makanan yang berprotein tinggi, yang penting untuk pertumbuhan pesat mereka.


Ikan Bawal

Ikan bawal air tawar memiliki indra perasa yang baik dan menggunakannya untuk memilah makanan. Mereka adalah pemilih dan cenderung hanya memakan umpan yang memiliki rasa yang mereka kenal dan sukai.

  • Respons: Bawal memiliki preferensi rasa yang mirip dengan baunya, yaitu manis, asam, dan gurih. Umpan yang dibuat dari buah-buahan seperti nanas, durian, atau bahan fermentasi sangat efektif. Mereka juga menyukai rasa amis dari cacing atau potongan ikan.

  • Mengapa: Rasa umpan yang menyerupai makanan alami mereka (buah, biji-bijian, dan serangga) akan diterima dengan baik. Rasa juga berperan dalam memastikan bahwa umpan yang agresif mereka serang benar-benar bisa dimakan.


Respon Ikan terhadap Bentuk Umpan

Respon ikan terhadap bentuk umpan adalah faktor penting dalam memancing, karena setiap spesies memiliki cara makan dan indra yang berbeda. Bentuk umpan yang ideal seringkali meniru makanan alami mereka atau memicu naluri makan mereka.


Ikan Mas

Ikan mas adalah pemakan dasar yang mengandalkan indra penciuman, rasa, dan sentuhan untuk mencari makan. Meskipun bentuk tidak sepenting bau atau rasa, mereka memiliki respons tertentu terhadapnya.

  • Respons: Ikan mas cenderung menyukai umpan berbentuk bulat, lonjong, atau tidak beraturan yang menyerupai gumpalan lumpur atau makanan alami seperti cacing dan larva. Mereka akan menghisap umpan ke dalam mulut untuk mengujinya.

  • Mengapa: Bentuk umpan yang tidak sempurna dan lembut lebih mudah mereka hisap dan telan. Bentuk yang meniru gumpalan tanah juga dapat membuat umpan terlihat alami saat mereka mengaduk-aduk dasar.


Ikan Nila

Ikan nila sangat mengandalkan penglihatan saat mencari makan, menjadikan bentuk umpan sebagai salah satu faktor utama.

  • Respons: Nila menyukai umpan dengan bentuk butiran kecil seperti pelet atau umpan pasta yang dibentuk bulat-bulat. Mereka juga tertarik pada umpan yang berbentuk pipih seperti remahan roti atau daun-daunan.

  • Mengapa: Bentuk ini menyerupai makanan alami mereka, seperti zooplankton dan alga yang mereka hisap dari permukaan. Ukuran dan bentuk yang tidak mengancam juga membuat mereka lebih percaya diri untuk memakannya.


Ikan Lele

Lele adalah ikan nokturnal yang indra penciuman dan sentuhannya jauh lebih dominan daripada penglihatannya.

  • Respons: Lele tidak memiliki preferensi khusus terhadap bentuk umpan. Mereka merespons umpan dengan bentuk apa pun selama memiliki aroma kuat dan tekstur yang pas. Bentuk umpan yang lonjong, seperti cacing, mungkin lebih mudah mereka deteksi dan telan.

  • Mengapa: Karena mereka berburu di kegelapan, bentuk visual tidak terlalu berarti. Yang terpenting adalah umpan tersebut bisa mengeluarkan bau yang kuat dan memiliki tekstur yang bisa mereka rasakan dengan sungutnya.


Ikan Patin

Ikan patin adalah pemakan dasar yang rakus. Mereka seringkali menghisap makanan dengan kuat dari dasar perairan.

  • Respons: Patin merespons umpan dengan bentuk gumpalan, bola, atau kubus yang cukup padat. Bentuk yang mudah dihisap dan tertelan adalah yang paling efektif.

  • Mengapa: Cara makan ikan patin yang seperti "penyedot debu" membuat umpan yang padat dan mudah terhisap menjadi pilihan terbaik. Bentuk yang kokoh memastikan umpan tidak hancur saat mereka menghisapnya dengan cepat.


Ikan Bawal

Ikan bawal adalah predator oportunis yang sangat agresif. Mereka sangat reaktif terhadap pergerakan dan bentuk umpan.

  • Respons: Bawal akan merespons umpan dengan bentuk yang menyerupai ikan kecil atau buah-buahan. Umpan berbentuk ikan (minnow), potongan buah, atau umpan buatan dengan bentuk yang menarik dapat memancing naluri predator mereka.

  • Mengapa: Bentuk umpan yang meniru mangsa alami mereka akan memicu insting berburu. Bawal akan menyerang umpan dengan gigitan yang kuat untuk melumpuhkan mangsanya.


Kesimpulan

Pemberian pakan dengan warna yang cerah dapat memengaruhi keinginan makan ikan air tawar karena pakan tersebut lebih menarik secara visual dan mudah dideteksi, sehingga meningkatkan konsumsi dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan ikan. 

Rasa pakan adalah salah satu faktor krusial dalam budidaya ikan air tawar. Dengan pakan yang memiliki rasa menarik, minat makan ikan akan meningkat, yang pada gilirannya dapat memberikan dampak positif signifikan pada pertumbuhan dan kesehatan ikan. 

Daya tarik pakan dipengaruhi oleh bau, rasa dan warna. Bau dan rasa pakan buatan sebaiknya mendekati bau dan rasa pakan alami yang dimakan oleh ikan. Hal ini dapat diatasi dengan menambahkan zat atau bahan peransang nafsu makan (feeding stimulant).


Demikianlah uraian tentang kebiasaan makan beberapa jenis ikan air tawar dan responnya terhadap bau, warna, bentuk dan rasa umpan atau pakan . Semoga para angler dapat memanfaatkannya dengan baik sehingga mancingnya tidak boncos. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Sifat-sifat Ikan Tawar

Mengenal Sifat-Sifat Ikan Air Tawar Cara Makan Ikan 1. Ikan Mas ( Cyprinus carpio L .) Ikan mas ( C y p r in u s c a r p i o ) dikenal sebag...